29 September, 2009

Wahai Ukhty



Catatan ini ana kutip dari salah satu postingan di blog nya teman,
Semoga bisa menjadi bahan renungan bagi saudari2 akhwat fillah

Wahai Ukhti….., renungkanlah hal ini…..Kebahagiaan tetaplah rahasia Ilahi, meskipun ‘sejuta manusia’ menggapai langit dan menggali bumi, demi kebahagiaan sejati.
Keyakinan terhadap takdir, menjunjung manusia ke arah ketabahan, kepasrahan dan keteduhan hati.
Keihlasan, bak mutiara terpendam, menyorotkan cahaya pasrah, menyambut keridhoan ilahi.
Peneladanan terhadapmu, wahai Nabiku, seringkali menggeser segala kesukaan kami terhadap segenap penghuni bumi. Itulah sebabnya, kehambaan kami bertahan hingga kini.
Saudari muslimah, berbahagialah dengan takdirmu, niscaya keabadian menghampirimu dengan segala keindahannya.
Saudari muslimah, berbahagialah dengan keislamanmu, niscaya surga dunia, juga surga akherat, berkenan menyambutmu…Wahai Ukhti….., pikirkanlah hal ini…..
Ukhti…
Besarnya kerudungmu tidak menjamin sama dengan besarnya semangat jihadmu menuju ridho Tuhanmu, bahkan bisa jadi kerudung besarmu hanya akan di jadikan sebagai identitasmu saja, supaya bisa mendapat gelar akhwat dan di kagumi oleh banyak ikhwan, jangan sampai ya ukhti……….
Ukhti…
Tertutupnya tubuhmu Tidak menjamin bisa menutupi aib saudaramu, keluargamu bahkan diri anti sendiri, coba perhatikan sekejap saja, apakah aib saudaramu, teman dekatmu bahkan keluargamu sendiri sudah tertutupi, bukankah kebiasaan buruk seorang perempuan selalu terulang dengan tanpa di sadari melalui ocehan-ocehan kecil sudah membekas semua aib keluargamu, aib sudaramu, bahkan aib teman dekatmu melalui lisan manis mu. jangan sampai ya ukhti……….
Ukhti…
lembutnya suaramu mungkin selembut sutra bahkan lebih dari pada itu, tapi akankah kelembutan suara anti sama dengan lembutnya kasihmu pada sauadaramu, pada anak-anak jalanan, pada fakir miskin dan pada semua orang yang menginginkan kelembutan dan kasih sayangmu
Ukhti…
Lembutnya Parasmu tak menjamin selembut hatimu, akankah hatimu selembut salju yang mudah meleleh dan mudah terketuk ketika melihat penderitaan orang lain, akankah selembut itu hatimu ataukah sebaliknya hatimu sekeras batu yang ogah dan cuek melihat ketertindasan orang lain.
Ukhti…
Rajinnya tilawahmu tak menjamin serajin dengan shalat malammu, mungkinkah malam-malammu di lewati dengan rasa rindu menuju tuhanmu dengan bangun di tengah malam dan di temani dengan butiran-butiran air mata yang jatuh ke tempat sujud mu serta lantunan tilawah yang tak henti-hentinya berucap membuat setan terbirit-birit lari ketakutan, atau sebaliknya, malammu selalu di selimuti dengan tebalnya selimut setan dan di nina bobokan dengan mimpi-mimpi dunia bahkan lupa kapan bangun shalat subuh.
Ukhti…
Cerdasnya dirimu tak menjamin bisa, mencerdaskan sesama saudaramu dan keluargamu, mungkinkah temanmu bisa ikut bergembira menikmati ilmu-ilmunya seperti yang anti dapatkan, ataukah anti tidak peduli sama sekali akan kecerdasan temanmu, saudaramu bahkan keluargamu, sehingga membiarkannya begitu saja sampai mereka jatuh ke dalam lubang yang sangat mengerikan yaitu maksiat
Ukhti…
Cantiknya wajahmu tidak menjamin kecantikan hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan diri anti sendiri, pernahkah anti menyadari bahwa kecantikan yang anti punya hanya tiitpan ketika muda, apakah sudah tujuh puluh tahun kedepan anti masih terlihat cantik.
Ukhti…
Tundukan pandanganmu yang jatuh ke bumi tidak menjamin sama dengan tundukan semangatmu untuk berani menundukan musuh-musuhmu, terlalu banyak musuh yang akan anti hadapi mulai dari musuh-musuh islam sampai musuh hawa nafsu pribadimu yang selalu haus dan lapar terhadap perbuatan jahatmu
Ukhti…
Lirikan matamu yang menggetarkan jiwa tidak menjamin dapat menggetarkan hati saudaramu yang senang bermaksiat, coba anti perhatikan dunia sekelilingmu masih banyak teman, saudara bahkan keluarga anti sendiri belum merasakan manisnya islam dan iman mereka belum merasakan apa yang anti rasakan, bisa jadi salah satu dari kleuargamu masih gemar bermaksiat, sanggupkah anti menggetarkan hati-hati mereka supaya mereka bisa merasakan sama apa yang kamu rasakan yaitu betapa lezatnya hidup dalam kemulyaan islam
Ukhti…
Tebalnya kerudungmu tidak menjamin setebal imanmu pada Sang Kholikmu, anti adalah salah satu sasaran setan durjana yang selalu mengintai dari semua penjuru mulai dari depan belakang atas bawah semua setan mengintaimu, imanmu dalam bahaya, hatimu dalam ancaman, tidak akan lama lagi imanmu akan terobrak abrik oleh tipuan setan jika imanmu tidak betul-betul di jaga olehmu, banyak cara yang harus anti lakukan mulai dari diri sendiri, dari yang paling kecil dan seharusnya di lakukan sejak dari sekarang, kapan lagi coba….
Ukhti…
Putihnya kulitmu tidak menjamin seputih hatimu terhadap saudaramu, temanmu bahkan keluargamu sendiri, masih kah hatimu terpelihara dari berbagai penyakit yang merugikan seperti riya dan ujub, pernahkah anti membanggakan diri ketika kesuksesan dakwah telah di raih dan merasa diri paling wah, merasa diri paling aktif, bahkan merasa diri paling cerdas di tas rata-rasat akhwat yang lain, sekeras itukah haitmu, lalu di manakah beningnya hatimu, dan putihnya cintamu
Ukhti...
Rajinnya ngajimu tidak menjamin serajin infakmu ke mesjid atau mushola, sadarkah anti kalo kotak-kotak nongkrong di masjid masih terliat kosong dan menghawatirkan, tidakkah anti memikirkan infaq sedikit saja, bahkan kalaupun infaq, kenapa uang yang paling kecil dan paling lusuh yang anti masukan, maukah anti di beri rizki sepelit itu.
Ukhti…
Rutinnya Ta’lim/Liqo' mu tidak menjamin serutin puasa sunah senin kamis yang anti laksanakan , kejujuran hati tidak bisa di bohongi, kadang semangat fisik begitu bergelora untuk di laksankan tapi, semangat ruhani tanpa di sadari turun drastis, puasa yaumul bith pun terlupakan apalagi puasa senin kamis yang di rasakan terlalu sering dalam seminggu, separah itukah hati anti, makanan fisik yang anti pikirkan dan ternyata ruhiyah pun butuh stok makanan, kita tidak pernah memikirkan bagaimana akibatnya kalau ruhiyah kurang gizi
Ukhti…
Manisnya senyummu tak menjamin semanis rasa kasihmu terhadap sesamamu, kadang sikap ketusmu terlalu banyak mengecewakan orang sepanjang jalan yang anti lewati, sikap ramahmu pada orang anti temui sangat jarang terlihat, bahkan selalu dan selalu terlihat cuek dan menyebalkan, kalau itu kenyataanya bagaiamana orang lain akan simpati terhadap dakwah kita., ingat!!! Dakwah tidak memerlukan anti tapi… antilah yang memerlukan dakwah, kita semua memerlukan dakwah
Ukhti…
Rajinnya shalat malammu tidak menjamin keistiqomahan seperti Rosulullah sebagai panutanmu
Ukhti…
Ramahnya sikapmu tidak menjamin seramah sikapmu terhadap sang kholikmu, masihkah anti senang bermanjaan dengan Tuhanmu dengan shalat duhamu, shalat malammu?
Ukhti…
Dirimu bagaikan kuntum bunga yang mulai merekah dan mewangi, akankah nama harummu di sia-siakan begitu saja dan atau sanggupkah anti ketika sang ikhwan akan segara menghampirimu
Ukhti…
masih ingatkah anti terhadap pepatah yang masih teringiang sampai saat ini bahwa akhwat yang baik hanya untuk ikhwan yang baik, jadi siap-siaplah sang ikhwan akan menjemputmu di pelaminan hijaumu
Ukhti…
Baik buruk parasmu bukanlah satu-satunya jaminan akan sukses masuk dalam surga Rabbmu. maka, tidak usah berbangga diri dengan parasmu yang molek, tapi berbanggalah ketika iman dan taqwamu sudah betul-betul terasa dan terbukti dalam hidup sehari-harimu
Ukhti…
muhasabah yang anti lakukan masihkah terlihat rutin dengan menghitung-hitung kejelekan sikap anti yang di lakukan siang hari, atau bahkan kata muhasabah itu sudah tidak terlintas lagi dalam hatimu, sungguh lupa dan sirna tidak ingat sedikitpun apa yang harus di lakukan sebelum tidur, anti tidur mendengkur begitu saja dan tidak pernah kenal apa itu muhasabah, kenapa muhasabah tidak di jadikan sebagai moment untuk perbaikan diri bukankah akhwat yang baik hanya akan mendapatkan ikhwah yang baik
Ukhti…
pernahkah anti bercita-cita ingin mendapatkan suami ikhwan yang ideal, wajah yang manis, badan yang kekar, dengan langkah tegap dan pasti, bukankah apa yang anti pikirkan sama dengan yang ikhwan pikirkan yaitu ingin mencari istri yang solehah, kenapa tidak dari sekarang anti mempersiapkan diri menjadi seorang yang solehah
Ukhti…
Apakah kebiasaan buruk wanita lain masih ada dan hinggap dalam diri anti, seperti bersikap pemalas dan tak punya tujuan atau lama-lama nonton tv yang tidak karuan dan hanya akan mengeraskan hati sampai lupa waktu, lupa Bantu 0rang tua, kapan akan menjadi anak yang biruwalidain, kalau memang itu terjadi jadi sampai kapan, mulai kapan anti akan mendapat gelar akhwat solehah,
Ukhti…
hatimu di jendela dunia, dirimu menjadi pusat perhatian semua orang, sanggupkah anti menjaga izzah yang anti punya, atau sebaliknya anti bersikap acuh tak acuh terhadap penilaian orang lain dan hal itu akan merusak citra akhwat yang lain, kadang orang lain akan mempunyai persepsi di sama ratakan antara akhwat yang satu dengan akhwat yang lain, jadi kalo anti sendiri membuat kekeliruan dalam akhlak maka akan merusak citra akhwat yang lain
Ukhti…
Dirimu menjadi dambaan semua orang, karena yakinlah preman sekalipun, bahkan brandal sekalipun tidak menginginkan istri yang akhlaknya bobrok tapi semua orang menginginkan istri yang solehah, siapkah anti sekarang menjadi istri solehah yang selalu di damba-dambakan oleh semua orang.

22 April, 2009

Ada Apa Dengan Kita?

Saudaraku, saat mobil mewah yang mulus dan mewah kita tergores, goresannya bagai menyayat hati kita. Saat kita kehikangan handphone di tengah jalan, separuh tubuh ini seperti hilang bersama barabg kebangaan tersebut. Saat orang mengambul secara paksa uang kita, seolah terampas semua harapan.

Tetapi saudaraku, Tak sedikitpun keresahan dalam hati kita saat melakukan perbuatan yang melanggar perintah Allah, kita masih merasa tenang meski seringkali melalaikan sholat, kita masih berdiri tegak dan sombong meski tak sedikitpun infaq dan shodaqoh tersisihkan dari harta kita, meski sekeliling kita anak-anak yatim menangis menahan lapar. saudaraku, ada apa dengan kita?

saudaraku, kata-kata kotor dan dampratan segera keluar tatkala sebuah mobil yang melaju kencang menciprati pakaian bersih kita. Enggan dan malu kita menggunakan pakaian yang terkena noda tinta meski setitik dan kita akan tanggalkan pakaian-pakaian yang robek dan bolong dan menggantinya dengan yang baru.

Tetapi saudaraku, kita tak pernah ambil pusing dengan tumpukan dosa yang mengotori tubuh ini, kita tak pernah merasa malu berjalan meski wajah kita penuh noda kenistaan, kita pun tak pernah tahu bahwa titik-titik hitam terus menyerang hati ini hingga saatnya hati kita begitu pekat, dan kita pun tak pernah mencoba memperbaharuinya. Saudaraku, Ada apa dengan kita?
Saudaraku, kita merasa tidak dihormati saat teguran dan sapaan kita tidak didengarkan, hati ini begitu sakit jika orang lain mengindahkan panggilan kita, terkadang kita kecewa saat orang lain tidak mengenali kita meski kita orang terpandang. kita sangat khawatir kalau-kalau orang membenci kita, dan berat rasanya saat orang-orang meninggalkan kita.

Tetapi juga saudaraku, tidak jarang kita abaikan nasehat orang, begitu sering kita tidak mempedulikan panggilan adzan, tak bergetar hati ini saat lantunan ayat-ayat Allah terdengar di telinga. Dengan segala kealpaan dan kekhilafan, kita tak pernah takut jika Allah Yang maha menguasai segalanya membenci kita dan memalingkan wajah-Nya, kita pun tak pernah mau tahu Baginda Rasulullah mau mengenali kita atau tidak di padang Masyhar nanti. Kita juga tak peduli diri ini jauh dari kumpulan orang-orang sholeh dan beriman.

Saudaraku, tanyakan dalam hati kita masing-masing, Ada apa dengan kita? Wallahu a'lam bishshowaab...

30 Maret, 2009

Dakwah Islam Melalui Pacaran

Dakwah Islam adalah salah satu bentuk media jihad yang terdapat di dalam agama Islam. Mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran, menyebarkan ilmu pengetahuan, menasehati sesama adalah beberapa aktivitas yang biasanya terdapat di dalam dakwah Islam. Dakwah Islam adalah salah satu bentuk kewajiban yang harus dipenuhi oleh setiap muslim, sebagaimana firman Allah swt berikut:

“Serulah (manusia) ke jalan Rabb-mu dengan hikmah1 dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Rabb-mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya, dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk”. QS. An Nahl (16) : 125

“Dan hendaklah ada diantara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar1, merekalah orang-orang yang beruntung”. QS. Ali Imron (3) : 104

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka, diantara mereka ada yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik”. QS. Ali Imron (3) : 110

Lalu bagaimana kaitan antara dakwah Islam dengan pacaran? Ada segolongan orang yang mengatakan bahwa pacaran itu dilarang menurut pandangan Islam. Namun ada pula golongan yang mengatakan bahwa pacaran boleh-boleh saja asal nggak kebangetan. Bahkan, ada pula seseorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah yang akhirnya menggunakan pacaran sebagai media dakwah. Ia berpendapat bahwa dengan pacaran akan membuatnya lebih intensif dalam mendakwahi pasangannya. Benarkah demikian?

Memang larangan mengenai pacaran di dalam Islam tidak dibahas secara eksplisit. Mungkin itulah salah satu faktor yang mengakibatkan kebanyakan orang awam tidak dapat menerima atas hukum pelarangan pacaran ini. Namun, dalam dunia dakwah islam, larangan pacaran adalah hal yang sudah sangat dimengerti, maka aneh sekali manakala ada seseorang yang mengaku sebagai aktivis dakwah islam, namun ia tetap melakukan pacaran.

Meskipun tidak dijelaskan secara eksplisit, namun banyak sekali dalil yang dapat di jadikan sebagai rujukan untuk pelarangan pacaran tersebut. Telah sama-sama kita ketahui bahwa Islam adalah agama yang mengharamkan perbuatan zina, termasuk juga perbuatan yang MENDEKATI ZINA.

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan sesuatu jalan yang buruk." (QS. Al-Isra [17] : 32).

Lalu, apa saja perbuatan yang tergolong MENDEKATI ZINA itu? Diantaranya adalah: saling memandang, merajuk/manja, bersentuhan (berpegangan tangan, berpelukan, berciuman, dll), berdua-duaan, dll. Karena unsur-unsur ini dilarang dalam agama Islam, maka tentu saja hal-hal yang di dalamnya terdapat unsure tersebut adalah di larang. Hal ini sebagaimana telah disebutkan dalam hadits berikut:

Dari Ibnu Abbas r.a. dikatakan: Tidak ada yang kuperhitungkan lebih menjelaskan tentang dosa-dosa kecil daripada hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Allah telah menentukan bagi anak Adam bagiannya dari zina yang pasti dia lakukan. Zinanya mata adalah melihat (dengan syahwat), zinanya lidah adalah mengucapkan (dengan syahwat), zinanya hati adalah mengharap dan menginginkan [pemenuhan nafsu syahwat], maka farji (kemaluan) yang membenarkan atau mendustakannya…” (HR Bukhari & Muslim)

Dalil di atas kemudian juga diperkuat lagi oleh beberapa hadits dan ayat Al Quran berikut:

“Janganlah seorang laki-laki berdua-duaan dengan wanita kecuali bersama mahramnya.” (Bukhori dan Muslim)

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka janganlah seorang laki-laki sendirian dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya. Karena sesungguhnya yang ketiganya adalah syaitan." (HR. Ahmad).
“Seandainya kepala seseorang ditusuk dengan jarum besi, itu lebih baik dari pada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HASAN, Thabrani dalam Mu`jam Kabir 20/174/386)

"Demi Allah, tangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wassallam tidak pernah menyentuh tangan wanita sama sekali meskipun dalam keadaan membai'at. Beliau tidak memba'iat mereka kecuali dengan mangatakan: "Saya ba'iat kalian." (HR. Bukhori)

"Sesungguhnya saya tidak berjabat tangan dengan wanita." (HR Malik , Nasa'i, Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad)

Telah berkata Aisyah RA, "Demi Allah, sekali-kali dia (Rasul) tidak pernah menyentuh tangan wanita (bukan mahram) melainkan dia hanya membai'atnya (mengambil janji) dengan perkataaan." (HR. Bukhari dan Ibnu Majah).

"Wahai Ali, janganlah engkau meneruskan pandangan haram (yang tidak sengaja) dengan pandangan yang lain. Karena pandangan yang pertama mubah untukmu. Namun yang kedua adalah haram" . (HR Abu Dawud , At-Tirmidzi dan dihasankan oleh Al-Albani)

“Pandangan itu adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangannya dari kecantikan seorang wanita, ikhlas karena Allah, maka Allah akan memberikan di hatinya kelezatan sampai pada hari? Kiamat.” (HR. Ahmad)

Dari Jarir bin Abdullah r.a. dikatakan: “Aku bertanya kepada Rasulullah saw. tentang memandang (lawan-jenis) yang (membangkitkan syahwat) tanpa disengaja. Lalu beliau memerintahkan aku mengalihkan pandanganku.” (HR Muslim)

“Janganlah kau terlalu lembut bicara supaya (lawan-jenis) yang lemah hatinya tidak bangkit nafsu (syahwat)-nya.” (QS al-Ahzab [33]: 32)

Sekarang pertanyaannya, “Apakah di dalam pacaran terdapat unsur-unsur sebagaimana yang telah disebutkan pada dalil-dalil diatas?” Kalau memang ada, maka jelas bahwa pacaran itu DILARANG di dalam Islam, dengan alasan apapun. Jika dengan keterangan-keterangan yang sudah diuraikan secara jelas di atas ternyata masih ada saja yang mengatakan bahwa pacaran itu BOLEH, maka patut dipertanyakan, “Apa atau yang mana dalilnya?”.

Jangan mengatas namakan dakwah islam untuk menghalalkan pacaran!

Sebagai aktivis dakwah islam, tentunya kita tahu bahwa antara laki-laki dan perempuan (ikhwan dan akhwat) itu sudah ada seksi dakwah islamnya masing-masing (anggaplah SEKSI DAKWAH ISLAM=penulis). Maksudnya adalah, bagi akhwat/perempuan, di sana ada murobbiyah yang khusus menangani dakwah islam dikalangan akhwat, dan disana juga sudah disediakan murobbi yang menangani dakwah islam khusus dikalangan ihkwan secara intensif. Diluar itu, ikhwan punya rekan sesama ikhwan untuk sekedar bertanya atau konsultasi, begitu pula akhwat. Selain itu, untuk dakwah islam atau ta’lim lain yang lebih bersifat umum, yang dapat dihadiri oleh ikhwan dan akhwat pun sudah ada, seperti seminar, dll. Seminar, bedah buku, itu boleh dihadiri oleh ikhwan dan akhwat namun tetap menghindarkan adanya percampuran ataupun berdua-duaan. Maka serahkan saja urusan akhwat ini kepada akhwat juga atau kepada murobbiah-nya. Kalaupun ada kepentingan, sekedar menyampaikan saran atau masukan, sampaikan saja melalui rekan akhwatnya, bukannya kita yang harus turunlangsung. Atau silahkan saja sampaikan secara langsung dengan tidak melalui media pacaran dan menghindari unsur-unsur yang mengarah pada MENDEKATI ZINA, sebagaimana telah disampaikan di atas.

Kalau berbicara masalah “ingin berdakwah islam lebih intensif”, banyak cara lain yang dapat kita lakukan. Kalau ingin mendakwah islami orang, ya pilih yang ikhwan juga dong, jangan yang akhwat. Kalau yang akhwat, sampaikan saja kepada rekan akhwat kita, bereskan?

Lagipula, andaipun kita hendak melakukan dakwah Islam kepada seluruh perempuan yang ada di sekolah kita, di kampus kita, di kantor kita, atau di kampung kita…apakah lantas kita juga akan menjadikan mereka sebagai pacar kita semua??? Tidak masuk logikakan alasan semacam ini!

Kalau lantas kita mengatakan bahwa segala sesuatu itu bergantung kepada niatnya (Pacaran yang niatnya untuk dakwah islam). Eittt…tunggu dulu! Niat itu nggak berhenti sampai di situ aja. Niat itu harus diluruskan, LURUSKAN NIAT! Maksudnya adalah, niat untuk melakukan kebaikan ya harus dilakukan dengan cara yang lurus atau benar (sesuai dengan syariat), bukan dengan cara yang buruk atau dilarang oleh Allah dan Rasul-Nya. Kalau niat baik dilakukan dengan cara yang batil, itu namanya melenceng! Sama aja seperti ini, “apakah niat menyumbang ke Masjid itu diperbolehkan manakala uangnya diperoleh dari hasil merampok?”, ya jelas aja ga boleh. Itu namanya mencampur adukkan antara yang hak dengan yang batil, dan Allah swt telah melarang hal tersebut, sebagaimana firman Allah yang artinya:

"Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu sedang kamu mengetahui." (QS al-Baqarah [2] : 42).

Dari sini semakin jelas bahwa pacaran dilarang di dalam Islam. Dan tidak ada dakwah Islam yang dilakukan dengan metode pacaran, karena nanti jatuhnya bukan dakwah Islam lagi, melainkan MENDEKATI ZINA, dan Rasulullah saw pun tidak mencontohkan cara-cara yang demikian.

Dakwah islam Islam adalah perkara suci yang ditujukan hanya untuk Allah swt. Maka jalankanlah dengan cara-cara suci yang diridhoi oleh Allah swt, bukan dengan jalan batil yang justru akan menodai nama dakwah Islam dan menimbulkan murka Allah swt.

Wallahua’lam bishshowab

Artikel ini juga dapat dibaca di www.lingkarcahaya.com

17 Februari, 2009

Sebuah Perenungan...

Di halaman sekolah, sebatang pohon tumbuh. Bercabang impian, berdaun bintang-bintang. Di setiap senin pagi, ketika berupacara bendera, anak-anak memandang pohon itu sambil menyanyikan lagu Indonesia Raya.
Ada anak yang menyanyikan lagu itu seperti tak merdeka. Dari kepalanya berhamburan impian-impian seperti gelembung-gelembung udara yang terbang dan kemudian pecah di udara terbuka.
Di dalam kelas pak guru selalau berkata kepada mereka.
" Ayo, tanamkanlah olehmu pohon masa depan!"
Ibu guru selalu bilang, "Ayolah, tanam pohon kemerdekaan. Biar bercabang jadi cerita di halaman masa depan. Biar suatu saat kamu bisa bersandar di keteduhan dan kekukuhan cabang-cabangnya. Biar suatu saat kamu melihat burung-burung dan kupu-kupu membikin rumah dalam cinta dan bahagiamu."
"Pohon apa Bu?"
"Pohon Masa Depan."
Aneh, mereka belum pernah dengar nama pohon itu, lalu mereka cari nama itu dalam buku, di dalam kamus, di perpustakaan-perpustakaan. Tetapi mereka tak pernah menemukan nama pohon itu.
"Bu Guru, Pak Guru! Seluruh buku telah ku baca dan seluruh perpustakaan telah ku datangi , tapi kami tak menemukan nama pohon itu."
Lalu pak guru dan bu guru memandang mereka seperti gugusan hujan , seperti memandang bukit nun jauh di desa-desa.
"Carilah terus! sampai kamu temukan pohon itu, maka belajarlah dan siapkanlah bagaimana caranya mengelola tanah , bagaimana caranya mencintai kehidupan."
Anak-anak itu pun akhirnya kembali memasuki perpustakaan-perpustakaan. Mereka buka lagi buku-buku dengan melihat rumus-rumus ilmu pengetahuan.
Demikianlah setiap hari mereka baca halaman masa depan.Mereka mulai meuliskannya dan menghapal huruf-huruf baru. Lalu mereka saksikan ilmu pengetahuan tumbuh bercabang dari satu buku ke buku lain, dari satu pohon ke pohon lain. Kupu-kupu dan burung-burung hinggap membikin sarang di hati mereka. Pohon-pohon muda tumbuh menjalin masa depan denan kesuburan humus yang mereka ciptakan.
Setiap hari di sekolah mereka jadi pemimpi yang mengharapkan pohon mereka masing-masing. Diantara mereka ada yang bertanam pohon-pohon kecil, pohon-pohon besar, berbuah dan tak berbuah. Ada juga yang suka pada bunga. Ada juga lelaki malas yang hanya menanam pohon dengan berharap pada cuaca. Ada perempuan genit yang hanya menyukai bunga dan berharap suatu hari jadi artis.
"Aku ingin menanam pohon yang dari cabang-cabangnya berjatuhan tetesan getah!" kata seseorang.
"Aku ingin menanam pohon yang tangkai-tangkainya dipenuhi buah."
"Ah, kalau aku sih,suka bunga. jadi ku tanam saja bunga, biar dunua ini tetap cantik."
"Aku ingin..."
"Sudahlah! Ayo tanam olehmu pohon apa saja!"
Mereka olah tanah bumi sambil bernyanyi, lalu mereka siapkan doa, mereka siapkan gembur tanah dan aliran air,udara dan cuaca.
Di awal musim tangkai-tangkai daun tumbuh di alam pikiran mereka. Bunga-bunga mekar. Di halaman-halaman buku yang mereka baca mereka selalu temukan satu bunga dan satu daun. Dan pada malam hari,ketika mereka buka halaman-halaman baru, mereka lihat bunga-bunga tumbuh dan hidup pada setiap kalimat dan paragraf. Jadi ladang dan kebun yang luas. Bertahun-tahun mereka tanam pohon itu dalam hati dan pikiran mereka. Di kelas yang sunyi dan gaduh, di kelas yang bersih dan kotor. Lalu kita lihat mereka menjadi penanam yang baik.
Suatu hari di dalam kelas seorang anak berkata, " Pak Guru, Bu Guru! Saya ingin menciptakan pohon baru. Pohon yang tidak dipunyai oleh siapapun!"
Ibu dan Bapak Guru itu menjawab, "Ciptalah pohon itu! Ayo lakukanlah!"
Tetapi diantara bapak dan ibu Guru itu ada yang menjawab, "Jangan! Kau hanya boleh menanam pohon sesuai dengan petunjuk buku."
"Kenapa?"
"Ya, harus begitu."
Tetapi anak itu memiliki impian yang keras kepala. Malam selalu membawa ia pada luas langit dan harapan bumi di negeri=negeri yang jauh. Ia temukan bunga-bunga yang tak pernah ditemukan di buminya sendiri.
"Pak Guru, Bu Guru! Aku ingin menciptakan pohon baru!"
"Tidak boleh! Kamu jangan jadi pembangkang."
"Tapi aku hanya ingin pohon yang ada dalam mimpiku."
"Tidak boleh! kamu hanya boleh menanam pohon yang benihnya telah kami siapkan."
"Tetapi aku ingin...."
"heh, Pembangkang!" Guru itu kemudian menggebrak meja.
"Aku telah 32 tahun mengajar. Kamu mau jadi jagoan, mau merasa sok pintar? keluar kamu! Keluar!"
Anak itu pun keluar. Bertahun-tahun anak yang menginginkan pohon itu menjadi pemurung. ia merindukan pohon impiannya. Ia merasa dirinya bersama seluruh pohon impiannya tak pernah tumbuh. tak pernah diberi kesempatan untuk mekar dan berbuah. Ketika ditanya apa cita-citanya, ia kemudian menjawab "Aku ingin menjadi demonstran."
Ketika keluar sekolah dan tak melihat pohon impiannya, iatebas semua hutan yang bisa ditebas, ia bakar seluruh pohon yang bisa ia bakar, ia hancurkan apa yang bisa dihancurkan. Di kota-kota ia tumbuhkan api dan mencipta kerusuhan. Ia runtuhkan gedung dengan lemparan batu dan mesiu. Ia kenang pohon impiannya yang hilang. Ia kenang kesuburan tanah dan hijau daun dalam hatinya. Dan dalam pohon-pohon tumbang, dalam reruntuhan kota, ia tulis grafiti:
"Aku kini memimpikan pohon yang tumbuh dari api!"